Wujud dari virus corona
yang menginfeksi lebih dari 1 Juta orang di seluruh dunia dirilis oleh
ilmuwan Amerika Serikat. Ada fakta-fakta baru soal Covid-19 yang belum
banyak dipahami masyarakat.
Foto wujud virus ini dirilis oleh sebuah
lembaga menangani penyakit menular dan alergi yang berada di bawah
naungan Kementerian Kesehatan Amerika Serikat.
National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Integrated Research Facility (IRF) telah merilis beberapa foto wujud dari virus corona.
Foto-foto tersebut dibuat dengan pemindaian dan transmisi mikroskop elektron di laboratorium NIAID di Hamilton, Montana.
Proses pengambilan foto wujud ini
dilakukan dengan bantuan mikroskop elektron kemudian hasilnya diwarnai
oleh kantor seni visual medis agar foto-foto tersebut menjadi terlihat
lebih nyata.
Pewarnaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dari virus dan sel yang masih sehat.
Ilustrasi virus corona dalam animasi (unsplash/Viktor Forgacs)
Dilansir dari npr.org, Emmie de Wit,
kepala Unit Patogenesis Molekuler NIAID menyediakan sampel virus corona
tersebut, kemudian Elizabeth Fischer seorang ahli mikroskop memindainya
dengan mikroskop elektron.
Kemudian gambar-gambar yang berhasil dipindai ini diwarnai secara digital oleh seniman visual medis di laboratorium.
NIAID juga mencatat bahwa gambar yang
dihasilkan terlihat mirip dengan virus corona penyebab penyakit MERS
(Middle East Respiratory Syndrome) yang sebelumnya pernah mewabah di
Timur Tengah dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
"Itu tidak mengejutkan: Paku pada
permukaan virus corona memberi nama keluarga virus ini - corona, yang
merupakan bahasa Latin untuk 'mahkota', dan sebagian besar virus corona
akan memiliki penampilan seperti mahkota,"
Lalu, seperti apa foto wujud
virus corona yang dilihat melalui mikroskop elektron dan diwarnai secara
digital oleh para ilmuwan?
Berikut ini adalah foto wujud virus corona dari mikroskop elektron.
- Foto wujud virus corona yang belum diberi warna
Virus corona yang dipindai dengan mikroskop elektron (NIAID)
Foto ini adalah wujud dari virus corona yang dipindai dengan mikroskop elektron dan belum diberi warna.
Tampak seperti ada duri atau paku di
sekeliling virus corona, kemudian duri dan paku inilah yang membuat
virus corona berbentuk seperti mahkota.
Seperti diketahui, "Corona" merupakan
kata dalam bahasa latin yang berarti Mahkota, virus ini dinamakan corona
karena bentuk yang menyerupai mahkota.
- Foto yang sudah diberi warna
Foto wujud virus corona yang sudah diberi warna (NIAID)
Dalam foto tersebut, warna oranye adalah virus corona yang dilihat dari mikroskop elektro kemudian diberi warna secara digital.
- Virus corona yang dilihat dari sel pasien
Foto wujud virus corona yang dilihat dengan mikroskop elektron (NIAID)
Foto ini menunjukkan virus corona yang berwarna oranye muncul dari sel tubuh yang berwarna abu-abu.
Hasil dari foto ini didapatkan dengan
mengisolasi virus dari seorang pasien Covid-19 di Amerika Serikat
kemudian mengamatinya dengan mikroskop elektron di laboratorium.
AS Mulai Uji Coba Vaksin Virus Corona Pada Manusia untuk Pertama Kalinya
Selain merilis foto wujud
virus corona, Ilmuwan juga mulai melakukan uji coba vaksin kepada
manusia untuk menangani virus corona atau Covid-19.
Vaksin virus corona atau Covid-19 sudah mulai diuji kepada manusia.
Hal ini diungkapkan oleh Pejabat
Kesehatan AS, dimana AS sudah siap menguji vaksin Covid-19 kepada
manusia untuk pertama kalinya.
Hal ini tentu memberi harapan baru untuk memerangi virus corona yang menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pandemi global.
Muji coba manusia sudah dilakukan, para
ahli mengatakan bahwa masih membutuhkan 12-18 bulan hingga vaksin
dinyatakan aman dan tersedia di pasaran karena masih banyak uji klinis
yang harus dilakukan untuk membuktikan bahwa vaksin ini aman untuk
manusia.
Dilansir dari AFP, vaksin yang disebut
dengan mRNA-173 itu dikembangkan oleh para ilmuwan dan kolaborator dari
National Institutes of Health AS di perusahaan bioteknologi Moderna yang
berada di Cambridfe, Massachusetts.
"Ada 45 sukarelawan berusia 18 sampai 55
tahun yang sehat akan menjadi bagian dalam uji coba vaksin. Peserta
pertama menerima vaksin hari ini. Uji coba akan berlangsung selama 6
minggu," kata NIH dalam keterangan resmi.
Uji coba ini didanai oleh Koalisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi (CEPI) yang berbasis di Oslo.
"Menemukan vaksin yang aman dan efektif
untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 adalah prioritas kesehatan yang
mendesak," ungkap Anthony Fauci, kepala penyakit menular di NIH.
Percobaan pertama akan mempelajari dampak dari dosis yang berbeda ketika disuntikkan di lengan sukarelawan.
Efek yang mungkin terjadi dari vaksin unu adalah nyeri dan demam setelah diberi injeksi.
Vaksin
Karena wabah yang kian meluas dan
menginfeksi banyak orang, seluruh laboratorium dan farmasi di seluruh
dunia berlomba dalam mengembangkan vaksin untuk Covid-19.
Pengobatan antivirus yang disebut
remdesivir, yang dibuat oleh Gilead Sciences yang berbasis di AS, telah
menjalani tahap akhir uji klinis di wilayah Asia.
Dokter di China pun sudah melaporkan bahwa obat tersebut efektif dalam memerangi penyakit ini.
Tetapi, uji coba secara acak adalah
salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui secara pasti,
apakah obat tersebut akan benar-benar membantu atau tidak.
Selain itu, seorang ahli farmasi bernama
Inovio mengatakan akan membuat vaksin berbasis DNA dan akan diuji
secara klinis bulan depan.
Tingkat keparahan pasien
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau
WHO, 80 persen kasus posirif virus corona atau Covid-19 adalah kasus
ringan, 14 persen kasus parah dan kemudian sekitar lima persen kasus
kritis.
Pasien dalam kasus ringan bisa sembuh
dengan sendirinya setelah satu atau dua miggu, sementara kasus parah
bisa memakan waktu sekitar enam minggu atau lebih.
Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa sekitar sartu persen dari semua orang yang terinfeksi meninggal dunia.
0 komentar: